Stadium Selfies!

Selfie.

Itulah kata terpopuler di tahun 2013 (katanya sih). Di tahun 2014, selfie semakin menjadi gaya hidup tak terpisahkan, terutama setelah presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pun melakukannya. Lalu, di acara penganugerahan Oscar yang bergengsi itu, sang MC Ellen de Generes mengajak beberapa seleb kelas dunia untuk berfoto selfie. Ia kemudian mengunggahnya di Twitter sehingga membuat website sempat down. The selfie that crashed Twitter.

Tidak saya sangka sebelumnya, ternyata selama ini banyak koleksi foto yang saya ambil secara selfie. Bukan karena ingin gaya-gayaan, tapi, ehm… karena saya memang sering traveling sendirian. Kalau dijumlahkan, mungkin foto-foto ‘selfie akibat situasi’ saya berjumlah ratusan.

Maka, ini sebagian foto-foto selfie yang saya ambil di beberapa stadion di Eropa:

1. Sesuai dengan judul blog ini, kita mulai dari Swiss dulu deh yaa. Ini saya ambil di FIFA Headquarter di Zurich. Saya dan replika trofi Piala Dunia.

IMG_1602

Foto diambil di lobi gedung markas FIFA di Zurich

2. Lalu ketika final Schweizer Pokal (Piala Swiss) –Awal Juni 2013– antara FC Basel melawan Grasshopper Zurich. Saya bergabung dengan para suporter Grasshopper 😀

IMG_1564

Tribun Selatan Stade de Suisse, Bern. Grasshopper menang adu penalti, by the way

3. Friendly match antara FC Basel melawan Borussia Dortmund. Kali ini selfie bertiga sama teman-teman.

IMG_2602

Ini di St. Jakob Park, Basel. Yang di kanan namanya Didik, yang di kiri Yovin

4. Nyeberang dikit ke Austria. Saat itu saya menonton kualifikasi Piala Dunia antara Austria vs Swedia.

IMG_2081 - Copy

Austria menang 2-1 atas Swedia, in case you ask

IMG_2139

Ini sebenernya senyuman pahit karena nggak dapat tempat duduk :p

IMG_2077 - Copy

Stadion Ernst Happel di Vienna, Austria. Ah, you can read it yourself there 😀

5. Lalu ke Stadion San Siro di Milan, Italia. Markasnya AC Milan dan Inter Milan!

IMG_1677

sayang banget karena pas ke sini, musim kompetisi lagi libur

Bonus deh, selfie di lokasi terpopuler dunia 😀

editss

P.S: Pengen banget bisa ke Eropa lagi dan mengulang momen-momen ini. Dear Heineken, please take me to Ibiza so I can make more memorable selfies! 😀

 

My Swiss Memorabilia

Dulu, saya tidak pernah tertarik mengumpulkan barang-barang koleksi. Teman-teman saya banyak yang hobi mengumpulkan action figure, sepatu atau topi. Saya dulu paling banter ngumpulin buku komik atau novel. Namun, sejak bersentuhan langsung dengan sepak bola Eropa selama tinggal di Swiss pada tahun 2011-2013, saya sedikit berubah.

Saya jadi senang mengoleksi jersey bola. Sebenarnya kegemaran ini sudah tidak spesial, karena ada ribuan pengoleksi jersey sepak bola di Indonesia. Cuma, beberapa jersey yang saya koleksi terasa spesial karena berkaitan langsung dengan pengalaman pribadi saya menonton sepak bola di Swiss.

jerseys

Oke, jersey asli pertama yang saya beli selama tinggal di Eropa adalah jersey Barcelona hitam yang menjadi kostum ketiga mereka pada musim kompetisi 2011-2012. Namun, jersey pertama yang terasa spesial bagi saya adalah jersey BSC Young Boys musim kompetisi 2009-2010 berwarna putih yang saya pesan dari situs penjual jersey bargain, yaitu Classic Football Shirt.

Jersey away Young Boys ini sengaja saya pesan karena dua alasan. Yang pertama karena Young Boys adalah klub kebanggaan kota Bern, kota tempat tinggal saya selama dua tahun di Swiss. Klub ibu kota ini memang jarang terdengar namanya, karena mereka sudah lebih 25 tahun tidak pernah merebut gelar apa pun, baik di kompetisi domestik maupun antar Negara (25 tahun, FTW!). Alasan kedua adalah karena perusahaan yang menjadi sponsor utamanya yang terpasang di bagian depan jersey adalah ‘Westside’, yaitu developer sebuah shopping mall di kota Bern. Nah, selama dua tahun saya tinggal dekat sekali dengan mal Westside, jadi jersey ini sengaja saya beli untuk menjadi memento buat saya.

Yang kedua adalah jersey tim nasional Swiss. Yes, jersey ini juga saya beli dengan harga bargain di website Sports Direct. Saya cukup bangga memiliki jersey utama tim nasional Swiss bermerk Puma ini, mengingat selama tinggal di Negara yang terletak di kaki pegunungan Alpen tersebut, tidak terhitung berapa kali saya menonton langsung timnas Swiss bertanding di stadion. Lebih spesial lagi karena Die Nati akan berlaga di Piala Dunia Brasil 2014. Jadi, meski saya hanya akan menjadi penonton layar kaca, saya tetap punya tim nasional untuk didukung. Plus dengan mengenakan baju kebesaran mereka, hehehe.

Yang ketiga adalah jersey yang lumayan langka, yaitu FC Sion. Klub yang juga jarang kedengaran namanya ini berasal dari Kanton (provinsi) Valais di dataran tinggi berbahasa Prancis negara tersebut. Saya sengaja mengejar jersey ini karena pada musim 2012-2013, FC Sion dibela oleh salah satu pemain high-profile asal Italia, yaitu Gennaro Gattuso. Pemain berjuluk ‘Rhino’ alias Si Badak ini menjabat sebagai kapten, bahkan juga sebagai pemain merangkap pelatih Sion. Pengorbanan mengejar jersey ini cukup membuat sesak napas, karena saya harus mengeluarkan kocek lebih dari 90 CHF (dengan kurs Rupiah sekarang, mungkin sekitar Rp 1,2 juta) demi membeli jersey berwarna merah dengan cross putih laksana bendera Swiss plus nama dan nomor punggung Gattuso. Meski demikian, it was worth to buy karena jersey ini lambat laun menjadi langka setelah Gattuso pindah dari klub yang sekarang terancam degradasi ini.

Terakhir adalah jersey yang saya idam-idamkan sejak lama, yaitu jersey FC Basel untuk musim kompetisi 2012-2013. Jersey ini terasa istimewa karena selama mengidamkannya, saya hanya bisa menggigit jari karena setelah didiskon pun jersey ini masih tergolong mahal (sekitar 95 CHF). Beruntung, teman saya menemukannya di website Classic Football Shirt dengan harga bargain, sehingga salah satu lembar jersey ini menjadi milik saya. Bukan tanpa alasan saya ngebet ingin memiliki jersey ini. FC Basel, seperti kita ketahui bersama, merupakan klub Swiss dengan sejarah yang sangat panjang, bahkan masih berkaitan sejarah karena dikenal sebagai cikal bakal FC Barcelona. Selain itu, musim 2013-2013 FC Basel mencetak sejarah prestasi tertinggi mereka di kompetisi antarklub Eropa dengan menjadi semifinalis Liga Europa. Maka, memiliki kostum home mereka untuk musim tersebut sudah menjadi harga mati bagi saya.

Begitulah. All these jersey has its own story to me. Every time I miss Switzerland, I just need to open my wardrobe and touch these jerseys. The sentiments will then take me back into those Swiss football days that I will remember with a big smile on my face.

Dreaming Can Take You to the Football Hype in Ibiza!

“I breathe football, I eat football, I live football

I’m not mad, I’m just passionate” – Thierry Henry

Saya sudah menyukai sepak bola sejak kecil, baik memainkannya maupun menonton bersama teman-teman. Namun, seringkali pula orangtua dan guru-guru saya memberi saran yang meremehkan permainan ini. ‘Tidak ada gunanya sepak bola itu. Buang-buang waktu saja. Mending kau belajar baik-baik biar dapat kerjaan bagus, sana!’

Namun seiring perjalanan hidup saya, semakin saya tahu bahwa perkataan itu salah. Pada tahun 2011, hidup saya berubah ketika saya berkesempatan kuliah Master selama dua tahun di Swiss. Jika ditanya apa kuncinya saya bisa meraih kesempatan langka itu, saya hanya akan menjawab santai, ‘Football takes me here’.

Yap, mungkin bagi banyak orang ini sepele, tapi saya jadi ‘mengenal dunia’ lewat sepak bola. Saya jadi tahu nama berbagai kota di Jerman, Prancis, dan Italia hanya dengan mengikuti sepak terjang klub-klub sepak bola. Misalnya, saya jadi tahu kota bernama Milan terkenal dengan fashion-nya, hanya dengan membaca berita-berita tentang klub AC Milan dan Inter Milan di surat kabar atau majalah. Begitu pula dengan Swiss. Saya jadi penasaran ingin pergi dan tinggal di Swiss setelah mengetahui bahwa markas federasi sepak bola dunia (FIFA) dan Eropa (UEFA) berada di negara ini. Rasa penasaran mendatangkan hasrat yang semakin besar, sampai pada akhirnya bermuara pada usaha-usaha nyata saya untuk mencapai impian saya sejak kecil. After that, the rest is history. Saya tinggal selama dua tahun di Swiss, menonton puluhan pertandingan sepak bola dan sekarang sudah pulang lagi ke Indonesia membawa gelar kuliah.

Nah, makanya saya ingin membagi passion yang sama dengan menyebarluaskan info tentang event yang diadakan oleh Heineken Indonesia ini. This is a fun competition which can take you to a big prize: watching European Champions League Final in Ibiza, Spain!

Caranya:

Klik saja aplikasinya di http://apps.heineken-roadtoibiza.com/ Jangan lupa untuk memasukkan suatu kode tertentu yang bisa diperoleh di beberapa website atau blog, juga di berbagai gerai outlet Heineken, seperti di 7-11 atau Circle K. Follow juga akun Twitter Heineken Indonesia (@HeinekenID)!

Lalu, kalian bisa melihat keseruan event tahun lalu di video ini:

Silakan banget jika ingin berpartisipasi! Who knows you can live up the dream, because I just had a life-changing two years by believing in mine. And this dream…is merely triggered by my passion for football.

So, if Thierry Henry says: I breathe football, I eat football, I live football… Maybe we should add… I drink football, too.

A courtesy of Heineken, hehehe.